![]() |
Sumber: Pinterest |
Kata-kata menusuk di jantungku. Bergetar ke sanubari
dan keseluruh rongga tubuhku. 'Tak ada
waktu,' kata kata bijak itu keluar dari mulut mungilmu. Tanpa ada beban mengalir keluar. Singgah pada suaramu yang serak-serak basah
di bibir meronamu. Begitu sempurna keluar kudengar sehingga telingaku beserta
dahiku langsung spontanitas berdenyut. Tanpa aling-aling gelengan kepala seraya
bergerak kiri dan kanan. Duuuuh mulutmu sudah bisa diolesi anggukan kepalaku
menjadi sempurna.
Ya...ya...ya...ampuun…nceeeek…nceeek…nceek.
Decakan terkagum kagum tersentak di dada rasanya. Dia baru kemarin
berlalu dalam pelukan hangatku tapi dia sudah bisa menuai kata bijak. Kutak
bisa mencernanya lagi dengan sempurna karena sebahagian darahku mengalir pada
tubuhnya. Namun biarlah ini akan kujadikan sebagai pelipur lara bilaku tuang
pada aksara hati.
Andai nantinya kusudah disemayamkan biar dia tahu
'ada waktu' disepanjang hayatnya. Dengan gaung hati meminjam sebuah kata bijak
'ada waktu' tapi bukan pada perkataan
tidak ada waktu.
Ya..ya..ya.. Sambil ku mengelus dada yang sudah
renta dipenghujung usiaku.
Sabaaar...sabaaar...sabaaar.


Tidak ada komentar