Dialog Batin: Puisi Dienullah Rayes


Bing Image Creator


sahabat langit bermahkota biru muda berwajah jernih bening bisiki:

"setiawan awan sejak zaman purba perkariban kita luluh dalam kolam aman

tak pernah terjadi purbasangka

tentang parade puisi yang putih hatimu

ingin kusumbang rasa emosional artistik yang simpatik

 kuanekaragamkan biar pesta budaya itu lebih semarak riak tawa".

seru langit sembari senyum dikulum.

setiawan awan melidah lisan:"begitu tinggi kearifan lokal atas payungmu kembangkan cuaca cerah baru yang biru sikon".sambil melepas senyum setiawan awan dan mendongak ke atas melangit.

sahabat langit gegas melepas suara hatinya:"kami akan turut sertakan bintang-gemintang hingga parade itu gemerlapan balon lampion sepanjang jalan raya". cetus langit sembari melihat kaki langitnya sewarna bunga kapas

setiawan awan lalu merapat kedua tangannya ke bibir bawah awan menawan:"syukran, terima kasih,sahabat mahkota biru atas kearifanmu

sungguh mulia-budiman maha dermawan."

setiawan awan merunduk sarat hormat terhadap sahabat langit yang senyum, salam, sapa dan sopan-santun.

demikian dialog santun yang menuntun.

komunikasi keduanya  lewat  android angin hingga ingin dingin sejuk sungguh humanis ketemu urbanisasi hati  dan perbuatan etika sukma nyata dari 

maha kendali alam semesta.


Pulau Sumbawa yang samawati.

6 Agustus 2025.

Tidak ada komentar