Surat Untukmu, Dek: Cermin Kang Thohir


Bing Image Creator


Hai, apa kabarmu, Dek?

Semoga kamu baik-baik saja di sana. Walau kita tak bersama-sama lagi.

Kadang aku ingin seperti dulu, kita bertemu dengan chattan yang selalu ada untukku. Membalas chat dengan kata penuh ceria dan bertukar cerita. Ah, entahlah, semua itu sudah berlalu.

Kadang aku merasa sayang sama kamu, tapi aku masih ragu dengan masa lalu. Aku belum bisa menjadi yang terbaik untukmu, karena masalah ego dan ambisimu yang membuat aku berpisah denganmu.

Jika jodoh masih ada mungkin kita bisa kembali lagi seperti dulu, dan kita membangun kembali pondasi yang sudah roboh dengan saling menerima dan juga lapang dada.

Apakah mungkin ini jodohku denganmu ataukah sebaliknya kamu bukan jodohku? Namun perasaan itu masih membekas di dada sehingga sulit aku melupakanmu.

Sebenarnya aku ingin menikah hanya sekali seumur hidupku, dan tak ada lagi selain dirimu jodoh yang telah ditakdirkan untukku.

Aku bingung mau bercerita sama siapa aku. Kadang aku ingin bisa menutupi semua itu, namun sulit bagiku 'tuk memendamkannya.

Ah, entahlah. Aku bingung memikirkannya.

         Dulu aku tak begitu mencintaimu karena faktor lainnya, tapi setelah lambatlaun aku menyadarinya dan mencintaimu. Padahal waktu itu aku mau mencintaimu dengan tulus dan sayang, makanya aku punya rasa cemburu dan emosi atau marah padamu, karena itu sebenarnya tanda sayang dan cintaku kepadamu. Karena aku tak ingin kamu kenapa-napa dan terjerumus di lembah yang salah, itu yang aku khawatirkan saat itu setelah setengah bulan aku bersamamu di persinggahan rumahmu itu. Akan tetapi, kamu tak memahami perasaanku waktu itu, aku sudah mulai cinta dan sayang banget sama kamu, tapi kamunya malah menyepelekanku dan membuat aku kecewa. Aku memang tak cakep dan tak pintar, tapi aku ingin kenyamanan dan keharmonisan dalam kebersamaan dalam satu atap persinggahan yang kokoh dan indah. Itulah harapanku saat itu, tapi kini telah pupus dan pudar semua.

Maafin aku, yang mungkin aku terlalu ego dan nggak peka sama kamu, Dek. Ikhlaskan aku untuk pergi dan menenangkan hati ini.


Brebes, 2024

Tidak ada komentar