Perspektif Tentang Orang Jenius dan Nadhori: Catatan Kang Thohir


Microsoft AI Creator


Orang jenius pun berasal dari berfikirnya sendiri tanpa intervensi orang lain. Apakah orang jenius punya gaya hidup serba mewah?

Terkadang orang jenius mempunyai ambisi tersendiri untuk mengukur pola hidupnya, dan apabila ia melakukan hal-hal yang nyentrik, itu pun berasal dari pola pikirnya sendiri, yang tak memikirkan penampilannya. Seperti orang sufi, atau istilah ilmu tauhid "khariqul adat" (diluar kebiasaan).

Orang jenius pun hanya berfikir tentang makna cinta dan akalnya saja dengan cara kritis dan mantiq atau juga sains. Padahal juga bersifat metafisika atau batin.

Meski terbilang aneh dan introvert, seakan-akan tidak mempunyai arah tujuan, tetapi ia sebenarnya lebih mementingkan masa depan yang lebih cerah, dan ilmu pengetahuannya.

Sifat orang jenius terkadang suka hal-hal yang di luar nalar manusia, namun memiliki makna tersembunyi. Ia memikirkan ide dan gagasannya tentang kondisi dan situasi, yang ia hadapi.

Kadang suka bersembunyi-sembunyi dan penuh misteri.

Orang jenius adalah memiliki tingkat kesadaran yang tinggi dan pemikiran yang matang.

Sehingga ia bisa menghasilkan ide yang cemerlang atas temuannya.

Bahwa otaknya selalu berontak dan berinteraksi secara drastis atau pun sistematis.

Orang jenius memiliki kecerdasan di atas rata-rata, namun terkadang dianggap bodoh oleh sebagian manusia, bahkan ia dianggap gila. Oh, tidak.

Ia memikirkan masa depannya, untuk perubahan dan kemajuan atau ingin mencapai tujuan hidupnya.

Meski terbilang sifat keingintahuannya yang tinggi, namun ia bisa menganalisa dan membaca dari sudut pandang yang berbeda juga pengamatannya.

Orang jenius ada yang hobinya membaca, menulis, melukis, pandai berbicara, berkreasi, atau lainnya. Seperti contoh Leonardo da Vinci seorang pelukis yang terkenal dan juga seorang ilmuwan.

Karena pada dasarnya pengetahuan tanpa membaca akan sulit menangkap hal-hal yang bersifat lupa atau kurangnya informasi. Mungkin saja ia dapat memberikan pemikirannya lewat pengalaman atau pengamatannya yang ia cari. Terkadang dari interaksi sosialnya yang tinggi.

Apakah orang berotak jenius punya kesalahan dan lupa? Orang jenius itu sebenarnya anugerah dari Tuhan yang Maha Esa untuk berfikir jernih, dan cepat menyerap ilmu dengan baik. Akan tapi, tidak semua orang jenius itu benar atas pemikirannya, bisa jadi ia salah dan hanya berfikir liarnya saja tanpa meneliti terlebih dahulu, atau hanya imajinasinya saja. Makanya orang jenius itu juga banyak membaca buku, dan menimbangkan kembali pemikirannya itu, benar atau salahnya. Ia juga punya sifat lupa dan itu manusiawi, tapi IQ-nya itu yang menjadikannya ia luar biasa dari yang lainnya. 

Kejeniusan secara nadhori (berfikir), itu halnya mengasah otak kita supaya semakin tajam dan berfikir jernih, agar mencapai tujuan utama dalam menjalani kehidupan, juga pakai akal atau otak yang jernih. Hingga mencapai maksud tertentu, dan tujuan yang secara hakiki.

Bahwa kejeniusan seseorang itu terletak pada sikap yang mau berusaha mencari hal-hal yang baru, dan menemukan ide untuk gagasan di masa depannya. Mungkin terlalu frontal untuk dikatakan, karena terlalu jujur dalam menghadapi suatu tindakan yang bersifat umum dan rahasia. Itu sebenarnya adalah suatu kebaikan, bukan berarti ilmu pengetahuan itu tidak harus disampaikan, bukan?

Perspektif kita adalah bahwa orang jenius itu seperti orang yang alim, banyak pengetahuan dan attitude yang baik pula. Akan tetapi, itu hanya sebuah asumsi dan perspektif belaka, yang tak harus sama memiliki pengetahuan yang luas. Ia juga memiliki kekurangan dan keterbatasan. Dan juga 'akrodh gampang berubah-ubah, dan selalu tak sama dalam waktu dan tempat. Seperti halnya dinding dan batu bata, yang lama kelamaan akan termakan usia. Ia akan terkikis seiringnya waktu atau zaman, karena hudusil alam.

Ia memiliki sifat baru, yang gampang berubah-ubah setiap waktu dan tempat.   Ia memiliki sifat mulia, karena memiliki akal. Sehingga para malaikat pun disuruh oleh Allah SWT untuk bersujud kepada Nabi Adam AS, karena memiliki akal yang mulia.

Manusia berakal berfikir tentang ciptaan-Nya, dan memiliki pengetahuan tentang alam semesta, seperti  pengetahuan tentang astronomi, kosmologi, big bang, galaxy, benda-benda yang ada di langit dan di bumi, keberadaan tentang planet, atmosfer, bima sakti, dan lain sebagainya. Itu juga berasal dari Al-Qur'an yang sudah diterangkan di dalamnya. Sehingga banyak para pemikir hebat atau ilmuwan hebat, yang mengambil darinya (Al-Qur'an) untuk dijadikan rujukan atau temuannya, ya seperti contoh beberapa tokoh ilmuwan Islam di antaranya, yaitu; Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Imam Ghazali, Ibnu Rusyd, Al-Biruni, Al-Hasan Ibnu al-Haytham. Itu bersumber dari Al-Quran juga, yang ia pelajari dan ia fahami. Sehingga menjadi sebuah karya yang luar biasa dan bermanfaat bagi umat manusia.

Memang modal utama dalam beragama Islam itu adalah mempunyai akal yang sempurna 'tuk berfikir, sehingga tak heran Allah SWT memuliakannya. 

Jadi akal itu penting bagi manusia untuk bisa melakukan apapun di kehidupan sehari-hari dengan akal. Meski kecerdasan manusia itu tak sama. Karena bersumber secara nadhori bukan secara dhururi, yang tanpa harus menemukan atau berfikir terlebih dahulu. Sebab manusia itu bersifat berfikir dan beradab, dan memiliki aturan hukum masing-masing.

Jika tak memiliki effort dalam berfikir untuk mencapai suatu ilmu pengetahuan yang hakiki, kita perlu ditempah terlebih dahulu dengan berbagai tantangan, sehingga hasilnya pun menjadi maksimal dan tepat sasaran. Jika tidak, kita akan terjerembap pada keadaan situasi yang ilusi atau fatamorgana, sehingga mensengsarakan kita. 

Teruslah berfikir bijak agar mencapai tujuan cinta yang hakiki, dan damai sejahtera. Maka berfikirlah.

Apakah kita sudah berfikir?


Brebes, 20 Maret 2025

Tidak ada komentar