![]() |
Microsoft AI Creator |
Di hutan belantara menatap udara segar dan bertemankan sepi. Suara-suara burung-burung berkicau dan hewan-hewan lainnya. Menepi di bawah pohon dan bertengger.
Menanti keajaiban datang menghampiri, memupuk anugerah cinta dan kasih.
Seperti manusia pada umumnya.
Bahwa hidup adalah bersumber pada cinta dan hati. Teguhkan dan niat yang sempurna untuk meminang kekasih yang dicintainya.
Seorang pendekar pun punya sifat asmara nan bangun cinta bukan jatuh cinta, 'kan sakit tuh kalau jatuh. Hehehe, ada-ada saja. Begitulah adanya seorang pendekar pemberani, yang memperjuangkan cintanya untuk meraih kebahagiaan untuk selamanya.
Seperti yang dialami oleh Surya Kencana pendekar tampan yang berteman dengan harimau putih. Setiap harinya bertemankan dengan seekor macan putih, dan menungganginya, ya kadang untuk berburu dan berlatih silat guna untuk memperdalami ilmu kanuragannya. Karena ia bukan pendekar macan putih biasa. Dia juga berlatih berbagai ilmu silat dan kanuragan di tengah hutan belantara dan juga bertapa di goa-goa.
Meski kadang banyak rintangan yang menghadang yang ia hadapi, namun ia tak gentar sama sekali. Karena dengan ilmu bela dirinya yang ia pelajari dan ia kuasai, sehingga kanuragannya cukup mumpuni. Ia tak takut sama sekali ketika bahaya menghampirinya.
Surya Kencana pendekar sejati berhati bersih dan suka menolong orang yang lemah, meski seringkali dikecewakan dan dimanfaatkan oleh orang lain atas kelicikannya, tapi ia tetap membantunya, dan tidak menyerah begitu saja, dan ia terus menolong orang yang butuh pertolongannya dengan tulus. Ia juga berharap akan ada keajaiban untuk bisa meraih kebahagiaan dengan datangnya seorang bidadari atau kekasih yang dinanti-nantikannya, yang dapat mendampinginya atau menemaninya hidup bersama kelak.
Keesokan harinya, ia berjalan-jalan dengan seekor harimaunya yang setia mendampinginya menjelajahi hutan dan perdesaan di sekitarnya. Tiba-tiba ia mendengar orang berteriak-teriak minta tolong.
"Tolong! Tolong! Tolong! Tolong!!"
Ia bergegas menghampiri suara itu, ternyata suara itu ke arah utara. Ia menuju arah itu dengan berlari menunggangi harimaunya, ia melaju dengan kecepatan tinggi. Akhirnya ia tiba tempat suara itu berada. Dia ternyata terpelosok ke jurang, yang cukup dalam.
Ia segera membantunya.
"Sini aku bantu."
"Tolongi aku!"
"Iya, aku bantu kamu angkat ke atas. Sini tanganmu."
Surya kencana pun menariknya ke atas dan membantunya mengangkatnya. Dengan tenaga yang sangat kuat, sehingga ia dapat terselamatkan naik ke atas.
"Kamu enggak papa?" tanya Surya Kencana, sambil menatap tubuhnya yang berlumur tanah.
"Iya, enggak papa. Terima kasih banyak, yah."
"Sama-sama."
"Untung saja ada kamu yang nolongin aku, kalau enggak mungkin aku sudah jatuh tuh ke jurang."
"Emang kamu habis ngapain, sih?" tanya Surya Kencana.
"Tadi tuh aku habis berburu kelinci, dan mengejar-ngejarnya untuk makan nanti sore, hingga tau-taunya aku jatuh tuh terpelosok ke jurang itu, deh!"
"Oh, gitu ya, kejadiannya."
"Iya. Ngomong-omong namamu siapa?"
"Namaku Surya Kencana."
"Oh, namamu Surya Kencana, yah."
"Iya, kalau kamu sendiri?"
"Kalau aku Nyimas Ayu Sartika."
"Wah, nama yang bagus. Terus aku panggil kamu apa?"
"Panggil aku Ayu saja."
"Oh, Ayu."
"Iya."
"Kamu berasal dari mana?"
Bersambung ...
Brebes, 15 Maret 2025
Tidak ada komentar