Puisi Nafi’ah al-Ma’rab

 

Foto: Koleksi June's Uban

di detikmu di detikku

 

hujan menjadi kenangan yang tenggelam di matamu

berhitung detik di kesunyian yang semakin entah

di kehidupan yang baru waktu itu semakin asing

tak ada kau di kedalaman air mata yang pernah kita selami

 

sebenarnya lama aku berhitung hitung

apakah sepi sebaik baik takdir waktu

tetapi harapan telah menyenja

langit merapuh dan menjatuhkan meganya di kepala

 

di detikku adalah engkau yang setia mengirim luka

hingga semua meniada

 

yang aku tuju kini apa

bahkan debu-debu tak lagi bernama

di sejarah kita semua peristiwa entah kemana

 

puisi hanya janji-janji sunyi dalam aksara

di jam itu di waktu itu semua perih telah menganga

entah mengapa

kau meninggalkannya

 

sebenarnya bolehkah aku menitipkan hatiku pada waktumu

agar tiada gerimis di tiap malam

percayalah

aku akan menjemputnya setelah kau pulang

 

di detikmu di detikku

puisi air mata kau tuliskan

biarlah kuseduh dalam kenangan

segelas endapan rindu,

di hatiku di hatimu

 

Pekanbaru/ 28 November 2021

 

Tidak ada komentar