![]() |
Makanan khas daerah adalah makanan yang biasa di konsumsi di suatu daerah. Karakter masakan di suatu daerah biasanya mencerminkan karakter masyarakatnya. Daerah pegunungan menghasilkan masakan dari sayur-mayur karena iklim pegunungan yang dingin, umumnya masakannya serba panas atau pedas, untuk menghangatkan badan. Penduduk di daerah pesisir sering kontak dengan orang asing atau daerah lain sehingga melahirkan banyak masakan campuran yang ikut memperkaya produk makanan khas daerah.
Di kalangan orang Melayu ada ungkapan bagi mereka yang menyenangi makanan
yang serba lezat itu yang disebut menjamu selera. Di dalam Kitab Pengetahuan
Bahasa karya Raja Ali Haji, secara selintas dapat ditemui beberapa hal tentang
masakan Melayu Riau seperti Apam, Opor, Otak-Otak, Epok-Epok, Engkak, Opak,
Bingka, Emping, Bulda, Botok-botok, Acar dan lain sebagainya.
Di dalam satu surat Raja Ali Haji kepada H. Von de Wall pada 7 Syaban
1283 menyatakan tentang adanya upaya untuk menyusun penjelasan tentang
penganan-penganan Melayu.
Di dalam Kisah Pelayaran Riau ada digambarkan pula dalam jamuan tambul
dan kue-kue di rumah Tengku Embung Fatimah. Jenis-jenis hidangan yang disebut
dalam naskah itu antara lain air kahwa, rendang pisang, air sirap ros, buah
sauh manila.
Dahulunya di Pulau Penyengat ada seorang perempuan kerabat diraja yang
rajin mengumpulkan resep-resep masakan setempat, memperagakan cara membuatnya
yang disaksikan oleh khalayak dan menghidangkan bersama-sama. Perempuan itu
bernama Raja Perak.
Menurut keterangan H.R. Hamzah Yunus, mengenai resep-resep masakan
tersebut, ada termuat dalam sebuah manuskrip Raja Perak yang berisikan berbagai
catatan yang terperinci tentang seni dapur orang Melayu.
Makanan khas daerah Melayu adalah makanan yang diolah sesuai dengan cita
rasa masyarakat Melayu, yang dipengaruhi oleh kekayaan budaya masyarakat
Melayu. Ciri utama dalam masakan
tradisional Melayu tidak diragukan lagi murah penggunaan rempah-rempah dan
santan.
Tidak ada komentar