Cukuplah Sampai di Sini: Cerpen Datin Sariana

 


Sumber: Pinterest

Cicit burung pagi itu, tak lagi terdengar merdu. Karena derai hujan teramat lebat. Semesta pun gulita seperti malam kelam.

Sementara, yang terdengar hanya dentuman hebat di langit sana. Kilat dan petir pun memamerkan kehebatannya. Hingga aku takut saat itu.

 Saat hati berkecamuk takut dan resah. Aku pun teringat pada dirinya. Tapi, apa hendak dikata.

Hujan pun semakin deras. Tentu engkau yang dikasihi, tak bisa hadir untuk memeluk erat diriku.

 Sekian lama waktu berselang, hujan yang turun deras tadi pun reda. Halaman rumah idaman kasihku pun mulai digenangi air.

Namun, matahari tetap menampakkan dirinya dengan senyum bangga dan memancarkan sinar cahayanya yang terang. Tubuhku kembali segar dibuatnya.

 Aku pun menyibukkan diri di rumah.

Rumah kusapu, kebersihan, dan onggokan kain pun kulipat rapi.

Tiba-tiba dari halaman depan terdengar suara motor masuk menuju pintu utama rumahku. Aku pun menoleh. Ternyata yang datang itu, adalah si dia yang kutunggu, yaitu Mas Bejo.

 "Assalamualaikum!”

"Waalaikumsalam! Silakan masuk, Mas Bejo!"

"Iya, SQ!"

 Mas Bejo pun masuk ke rumah SQ. Mereka berdua bersalaman dengan penuh ceria. Dan langsung duduk di kursi empuk. Dan lanjut ngobrol.

 "SQ! Aku minta maaf! Mungkin, ini adalah pertemuan kita yang terakhir."

"Loh ! Emang Mas Bejo mau ke mana?"

"Maaf SQ! Menurutku, jalinan kekraban kita ini, bukanlah jalinan kasih mesra seperti pasangan cinta di luar sana. Maaf SQ! Keakraban kita selama ini adalah sebagai persahabatan saja. Jadi, rasa cintaku pada SQ, tidak pernah muncul."

Linangan air mata SQ pun jatuh membasahi pipi. Hati cinta SQ teramat sakit dan tersiksa saat mendengar ucapan Mas Bejo itu.

SQ dengan sabar mengusap air matanya. Meski matanya tampak merah, SQ tetap sabar menghadapi ini. Lalu membalas apa yang diutarakan oleh Mas Bejo.

"Jika itu keputusan Mas Bejo, aku menerimanya. Kedekatan, serta kita keakraban kita selama ini, kita cukupkanlah sampai di sini. "

"Aku minta maaf sekali lagi SQ! Mana tau selama, kita berteman akrab, ada yang salah dan menyinggung perasaan SQ. Mas Bejo minta maaf."

"Ya Mas Bejo ! SQ pun begitu. Minta maaf sedalam-dalamnya."

Mas Bejo dan SQ pun saling berjabat tangan. Kesedihan hati SQ, ia tahan. Tapi setelah Mas Bejo menghilang dari pandangannya. SQ pun meratap, menangis, dan meraung tanpa henti.

Air mata pun berurai dan membasahi pipi. Isak tangis pun semakin kuat.

Dalam waktu berselang, SQ pun mengusap air matanya. Lalu berucap, "Baiklah Mas Bejo! Masa kebersamaan kita telah habis. Dan aku sekarang bisa hidup bebas. Dan bebas pula untuk mencari pasangan hidup dan teman."

SQ pun tersenyum gembira. Lalu memamerkan Senyum Semaniez Qurma.

 

Baganpunakmeranti, Kamis, 13 November 2025.10.30

Tidak ada komentar