Novel "Gurindam Laut" (7) karya Bambang Kariyawan Ys.

 

https://www.harianbhirawa.co.id/


7

Koma dan Pewaris

 

            Rasa tidak puas atas keputusan pengadilan membuat Penguasa tidak kehabisan akal. Kali ini dengan cara yang licik, stafnya diminta melakukan penyamaran dengan datang ke kantin sekolah. Dengan kelicikan pula beberapa tetes racun hadir di makanan Adi. Kejadian begitu cepat sehingga setelah makan beberapa suap, Adi langsung kejang-kejang dan teman-temannya segera menolongnya dan memberitahukan kejadian itu kepada guru-guru di majelis. Pak Guru mendekati dan memangku Adi yang sedang menahan sakit,

”Pak, ....”

”Adi, bertahanlah.”

”Pak, tolong panggilkan Ayah dan Ibu saya....”

”Fiki, segera jemput Ayah dan Ibu Adi.”

”Baik Pak,” Fiki segera berlari menuju rumah Adi yang jaraknya hanya sekitar 300 meter.

”Rizky, tolong ambilkan buku harian saya di dalam tas,” Adi meminta tolong sahabatnya dengan terbata-bata.

”Ini Di.”

”Pak, buku ini adalah kumpulan karya saya, mohon diselamatkan Pak.”

”Adi, sabarlah nak. Dokter sedang menuju kemari.”

            Akibat racun yang telah bersarang di tubuhnya menyebabkan Adi tidak mampu lagi menahan rasa sakit dan akhirnya pingsan. Dalam keadaan kritis itu Adi dilarikan ke Puskesmas sebagai pertolongan pertama, dan akhirnya dengan cepat dibawa ke RSU Tanjung Pinang.

***

Di rumah Adi, seperti suasana berduka, banyak kerabat dan tetangga yang belum sempat ke Rumah Sakit Tanjung Pinang, menyempatkan berkunjung ke rumah Adi. Bang Ervan Melayu Pos menyempatkan diri untuk datang.

”Bagaimana kejadiannya Pak?”

”Yang tahu banyak Pak Guru, Dik,” Ayah Adi meminta Bang Ervan bertanya saja sama Pak Guru yang dianggapnya mengetahui lebih banyak masalahnya.

”Iya dik Ervan, ada dua kemungkinan  antara keracunan atau diracuni.”

”Kalau begitu kita minta pihak terkait memeriksa makanan yang terakhir di makan Adi,” Bang Ervan mencoba memberi solusi.

***

Masyarakat Penyengat ramai membicarakan kasus keracunan Adi. Mulai dari media lokal, di pasar, di sekolah,tempat-tempat orang berkumpul hampir semua membicarakan topik yang sama. Bahkan SMA Penyengat, tempat Adi sekolah mengadakan acara khusus dengan mengadakan dialog bersama tokoh-tokoh yang dekat dengan Adi. Hadir sebagai pembicara orang tua Adi, Pak Guru, Bang Ervan wartawan Melayu Pos, serta Rizky sahabat Adi. Dialog diikuti peserta dengan beragam ekspresi yang menunjukkan kegeraman, kesedihan, simpati dan berbagai ekspresi lainnya.

***

Pemeriksaan dokter membuktikan makanan Adi mengandung racun. Hasil pemeriksaaan menunggu waktu yang cukup panjang, mengingat keterbatasan alat di RSU Tanjung Pinang, sehingga sampelnya harus dibawa ke Singapura Medical Centre.

Di RSU Tanjung Pinang, dokter menjelaskan hasil pemeriksaannya. Turut hadir dalam penjelasan itu orang tua Adi dan Pak Guru.

”Dari hasil forensik yang kami lakukan terdapat kadar racun dari makanan yang Adi makan. Racun itu yang menyebabkan Adi kritis dan koma sampai saat ini.  Ini datanya sebagai bukti kalau akan dilanjutkan sebagai bahan penyelidikan.”

”Kasus ini harus kita lanjutkan Pak,” Pak Guru berusaha menetral suasana setelah melihat ibu Adi terisak-isak mendengarkan penjelasan dokter atas kondisi anaknya.

***

Melayu Pos memuat berita keracunan  dan situasi koma yang dialami Adi. Selama beberapa hari wajah Adi dan beritanya menjadi berita utama. Efeknya masyarakat begitu besar memberikan perhatian terhadap masalah ini. Apalagi sejak kasus ini menjadi masalah hukum lewat pengadilan.

Harian Melayu Pos memuat,

TOKOH MUDA PEMBELA KEBEBASAN DALAM KEADAAN KOMA

Kasus Adi dalam penyelidikan pihak kepolisian

***

Manusia memiliki naluri ingin diakui eksistensinya atas usaha kerasnya. Dalam kesusasteraan Melayu penghargaan selalu diberikan setiap tahun kepada pelaku-pelaku sastra dengan acara Malam Raja Ali Haji Award. Bermacam kategori penghargaan berupa karya sastra terbaik, tokoh seniman terbaik, lembaga seni terbaik, karya jurnalistik sastra dan budaya terbaik, dan tokoh muda berbakat seni terbaik.

Malam Penghargaan dilaksanakan di Gedung Daerah yang bercirikan gedung warisan Belanda, warna dominan kuning gading. Penuh lampu kristal besar. Panggung dan podium untuk penerima penghargaan dibuat semegah mungkin. Dekor panggung bertuliskan,

MALAM ANUGERAH JURNALISTIK RAJA ALI HAJI AWARD

Dalam keadaan koma, Adi mendapatkan penghargaan sebagai Tokoh Muda Berbakat Seni Terbaik. Situasi ini membuat keharuan dalam penyelenggaraan acara tahunan kali ini. MC memandu acara,

”Hadirin, tanpa mengurangi penghargaan kita akan acara malam hari ini dengan kondisi koma yang sedang dialami oleh  salah satu tokoh yang menerima Penghargaan Raja Ali Haji Award, kami minta kesediaan Pak Guru yang mewakili Saudara Adi untuk memberikan sambutan.”

”Assalamuallaikum Wr Wb. Hadirin, pada hari ini saya mencoba mewakili anak kami Adi yang saat ini sedang dalam masa kritisnya. Dalam catatan hariannya tertulis salah satu keinginan terbesarnya adalah meneruskan perjuangan Raja Ali Haji. Memancarkan Gurindam 12 dalam kehidupan masyarakat Melayu. Saya selaku guru beliau yang mengikuti perjalanannya menjadikan sastra dalam memotret kehidupan sekitarnya maka pantas kalau Adi kita sebut sebagai Raja Ali Haji abad 21. Beliau telah banyak menghasilkan kumpulan karya sastra yang tersusun rapi dan catatan harian yang begitu menggugah tentang pergulatannya dalam kehidupan gelora remaja dan dunia bermacam obsesinya untuk meneruskan perjuangan Raja Ali Haji. Kesempatan kali ini saya ingin membacakan salah satu karyanya yang yang berjudul:           

TUHAN AJARI AKU …

 Tuhan Ajari Aku

 Makna waktu

 Agar aku terhindar dari kesia-siaan

 Tuhan Ajari Aku

 Makna sunyi

 Agar aku dapat hidup dalam kedamaian

 Tuhan Ajari Aku

 Makna syukur

 Agar aku jadi hamba yang tawadhu

 Tuhan Ajari Aku

 

***

Kepolisian mulai bekerja keras. Melayu Pos gencar memberitakan indikasi keterlibatan Penguasa yang pernah membredel karya-karya Adi. Kepolisian mendapat data penting dari petugas kantin yang menceritakan kecurigaan pada beberapa orang asing yang datang ke kantin sekolah saat hari H keracunan Adi. Kepolisian juga mendapat data dari pihak RSU Tanjung Pinang tentang bukti makanan Adi yang mengandung racun.

Headline Melayu Pos :

INDIKASI KETERLIBATAN MR X DALAM KASUS ADI

Solidaritas yang dulu ditunjukkan kini berulang lagi dengan demonstrasi besar-besaran sekitar 1000 pelajar SMA Penyengat dan didukung pelajar-pelajar se kota Tanjung Pinang berpusat di Perkantoran Bupati Kabupaten Bintan. Suasana demonstrasi dengan beraneka spanduk, yel-yel, lagu-lagu perjuangan menambah semangat pelajar untuk berdemo. Kehadiran Polisi membuat suasana tetap berjalan tertib.  

Ribuan pelajar longmarch dari Perkantoran Bupati menuju Gedung Daerah Tanjung Pinang. Jarak sekitar 2 km tidaklah membuat lelah.

Sebuah spanduk panjang terbentang dan tertulis,

Kami Kesatuan Aksi Pelajar Tanjung Pinang menuntut keadilan dan penegakan kebenaran. Hukum harus berpihak pada yang benar. Adili yang bersalah.

***

            Sejak komanya Adi di RSU Tanjung Pinang menjadi berita publik, banyak berbagai kalangan berkunjung memberikan simpati dan doa. Akhirnya sebuah  penantian sekitar dua minggu dalam harap dan doa telah membuahkan hasil karena Adi tersadar dari koma yang panjang. Rasa syukur mewarnai beribu wajah. Pihak sekolah sampai mengadakan kenduri syukuran atas keselamatan yang diberikan Allah kepada Adi. Masyarakat Penyengat tidak mau ketinggalan dengan mengadakan doa syukur bersama di Mesjid Penyengat. Acara-acara tersebut membuat Adi semakin merasa berarti hidup diantara mereka.

***

Dalam suasana suka cita, Adi dikejutkan dengan berita yang spektakuler yaitu sebuah perhelatan akbar bersempena hari jadi Melayu Pos khusus mengadakan Malam Peluncuran Novel karya Adi yang berjudul GURINDAM JIWA. Acara dilaksanakan dengan megah di Hotel Tanjung Pinang, hotel berkelas yang langsung menghadap hamparan laut. Acara dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat Penyengat, siswa SMA se Tanjung Pinang dan Penyengat, wartawan se Kota Tanjung Pinang dan undangan yang memenuhi aula hotel mewah tersebut. Hadir budayawan Penyengat yang memberikan sambutan,

”Pada hari ini kita saksikan sebuah peluncuran karya besar dari tokoh pejuang muda kita, Adi. Kami dari musyawarah antar budayawan Melayu sepakat memberikan gelar Raja Ali Haji Abad 21 untuk beliau, mengingat begitu komitmennya anak kita Adi dengan pijakan karya-karya Raja Ali Haji. Karya-karya yang dihasilkannya telah mewarnai khazanah kesusasteraan dunia Melayu. Beberapa karya yang pernah terpantau oleh kami berdasarkan sumber dari Harian Melayu Pos antara lain Selasihku Patah, Kemana Gurindamku?, Tuhan Ajari Aku, Essay Menjadi Gelombang, Essay ...Tapi Kerja Belum Selesai, Belum Apa-apa..., Pledoi Untukmu Hang Jebat, Cerpen Debur Ombak di Ujung Pena, Opini Aku Ingin Menjadi Elang Berhati Merpati, Wahai Pemuda, Jadilah, Penuntun Negeri, dan novel Gurindam Jiwa, dan masih banyak lagi tulisan-tulisannya yang masih bertebaran di media yang lain, semua itu tentunya lahir dari pemikiran mendalam dan perjuangan yang tiada kenal lelah. ”

Pemberian gelar itu mendapat sambutan tepuk tangan meriah dan sebuah lagu khusus dipersembahkan oleh panitia untuk Adi yang berjudul LEGENDA, lagu yang pernah dipopulerkan oleh artis negeri jiran Sheila Majid.

Sejuta bintang di angkasa

Sinarnya mempesona

Sebutir bintang di taman seni

Cahayanya berseri.

Kau kebanggaan kita

Kau budayawan bangsa

Engkau legenda

 

Acara dilanjutkan dengan pembacaan Gurindam 12 pasal 6 oleh penyair Penyengat. Pasal 6 dipilih karena sesuai novel Gurindam Jiwanya, pasal ini begitu sering diulang-ulang dalam pembahasan ceritanya.

Cahari olehmu akan sahabat

Yang boleh dijadikan obat

Cahari olehmu akan guru

Yang boleh tahukan tiap seteru

Cahari olehmu akan isteri

Yang boleh menyerahkan diri

Cahari olehmu akan kawan

Pilih segala orang yang setiawan

Cahari olehmu akan abdi

Yang ada baik sedikit budi.

 

            Setelah pertunjukkan tersebut, Adi diberikan kesempatan menyampaikan sambutan singkat dan Adi membacakan sebuah puisi,

             KEMANA GURINDAM KU?

 Gurindam …

  Berabad silam

  Negeri ini, negeri yang kaya akan kata-kata

  Kata-kata yang terangkai dalam kalimat indah

  Keindahan akan makna dan moral

  Moral membimbing anak negeri

  Menata keagungan kepribadian

  Gurindam …

  Lewat goresan tinta budayawan negeri

  Lewat kontemplasi pemikiran dalam

  Lewat penyadaran akan diri

  Mengalir karya-karya agung

  Karya tanpa pamrih

  Karya tanpa arogansi

  Gurindam …

  Baris kata dan kalimatmu

  Membumi dan melangit

  Menembus akar-akar peradaban

  Menjulang langit-langit kemapanan

  Menyemai butir-butir ketenangan

  Memancar cahaya kedamaian

  Gurindam …

  Seantero negeri terpesona denganmu

  Terpesona dengan alunan kehidupanmu

  Terpesona dengan dalamnya maknamu

  Terpesona dengan wibawa budayamu

  Terpesona dengan kharisma goresanmu

  Gurindam…

  Anak negeri zaman baru

  Kini tergagap mengucapkan kata-katamu

  Kini terlupa memaknai esensimu

  Kini terjerembab dalam keasingan tak menentu

  Gurindam…

  Negeri yang pernah kaya dengan kata-kata ini

  Hampir karam dengan muatan kata dan budaya yang tidak dimengerti

  Tidak dimengerti oleh nakhoda kapal

  Tidak dimengerti oleh awak kapal

  Namun semua seolah tidak peduli kalau mereka tidak mengerti

  Gurindam…

  Jentikkan huruf-hurufmu ke jemari anak negeri

  Agar huruf-huruf dapat kami rangkai menjadi kata

  Agar kata-kata dapat kami rangkai menjadi kalimat

  Agar kalimat-kalimat dapat kami rangkai menjadi sebuah cerita

  Cerita gurindam kehidupan

  Gurindam…

  Walau hanya ada vokal dan konsonan

  Namun negeri ini membutuhkan kata-kata

  Kata-kata yang menggaung dan menggema

  Kata-kata yang menundukkan hati yang sudah lupa akar peradaban

  Kata-kata yang mencerahkan samudera pemikiran

  Pemikiran untuk membawa negeri ini menuju dermaga kesantunan

              Kemana Gurindam ku?

 

--------------------------------------------------TAMAT-----------------------------------------

 

Tidak ada komentar