![]() |
https://www.idntimes.com/ |
6
Kehormatan
Adi tetaplah seorang Adi yang sederhana. Masalah besar yang menimpah
dirinya beberapa hari ini membuatnya semakin dewasa dalam menjalani hidup.
Media massa pun tidak mau ketinggalan memanfaatkan moment tersebut sebagai berita besar bagi medianya. Bintan TV
sebagai salah satu media besar di Tanjung Pinang telah bergerak maju selangkah
mengambil peristiwa monumental itu sebagai bagian dari tayangan acaranya.
Di ruang
Kepala SMA Penyengat, hadir reporter Bintan TV. Kepala Sekolah meminta guru
piket memanggil Adi di kelasnya.
”Adi, ini ada tamu dari Bintan TV, katanya ingin mengundang kamu sebagai
tamu dalam acara dialog khusus.”
”Benar Di, kenalkan saya Harpada, penanggung jawab acara dialog Melayu Maju,
apakah Adi bersedia?”
”Wah, suatu kehormatan besar Pak.”
”Ok, kalau begitu kami tunggu di studio Bintan TV. Hari Sabtu, jam 4 dan
ini draft seputar yang akan dibicarakan dalam dialog tersebut.”
”Pak Harpada, boleh saya membawa orang lain dalam dialog tersebut?”
”Silahkan.”
***
Studio Bintan TV merupakan stasiun televisi termegah yang dimiliki
masyarakat Tanjung Pinang. Dengan tower yang tinggi dan peralatan yang
representatif sehingga perkembangan
peradaban dapat ditayangkan dan dikenal masyarakat luas karena kerja keras
kru-kru profesional. Tayangan dialog Melayu Maju termasuk tayangan yang cukup
banyak dinanti pemirsa karena mengangkat permasalahan aktual yang sedang
terjadi di masyarakat. Di studio yang berukuran sekitar 10 x 10 meter telah
hadir Adi, Pak Guru, Bang Ervan, pemandu acara, dan kru. Pemandu acara membuka
dialog,
”Pemirsa, dalam dialog kali ini kami menghadirkan profil anak muda dari
negeri kita yang penuh semangat dan keberanian menentang arus dengan caranya
sendiri yaitu lewat dunia tulis menulis khususnya sastra. Baiklah Saudara Adi,
atas dasar alasan apa anda bisa dikatakan begitu berani menyampaikan kritik
kepada penguasa, sehingga seperti yang kita ketahui dampak dari kritikan
tersebut menyebabkan Anda sempat bermasalah dengan hukum.”
”Bagi saya kebenaran harus disampaikan. Saat ini saya merasa kemampuan saya
untuk menyampaikan kebenaran tersebut baru lewat bahasa tulis.”
”Pak Guru, sejauh mana anda selaku guru membimbing Adi dalam menghasilkan
karya sastra bermutu?”
”Saya hanya memotivasi dan memoles sedikit atas apa yang telah dihasilkannya.”
”Bang Ervan, anda dari Melayu Pos, bagaimana menurut anda, karya-karya Adi
yang anda asuh di Harian Melayu Pos?”
”Karyanya sangat impresif, memiliki hikmah dari setiap baitnya.”
”Adi, apa ada pesan-pesan yang ingin disampaikan untuk remaja seusiamu.”
”Pesan saya, berbuatlah sesuatu, hasilkan hentakkan prestasi dalam diri
kita. Jangan sia-siakan masa muda.”
”Terima kasih, pemirsa demikianlah dialog pada hari ini.”
***
Masyarakat Penyengat adalah masyarakat laut yang selalu identik dengan
nelayan. Sehingga keterampilan menangkap ikan, menjala ikan, merupakan
pekerjaaan sehari-hari bagi mereka. Keterampilan tersebut diturunkan lewat
pembelajaran dari orang tua kepada anak dengan mengajarkan langsung bagaimana
memahami seluk beluk dunia nelayan. Tak ketinggalan Adi pun memiliki
keterampilan itu.
Melaut dari hari ke hari terasa bertambah semangat, apalagi bila bersama
ayah, berkali-kali jala ditebar, ditarik, dan dilepaskan ikan-ikan yang mampir
di jala.
Adi
bersenandung lagu rakyat Kepulauan Riau, PULAU
BINTAN di atas perahu ...
Pulau Bintan ala sayang lautnya biru ala hati
Pulau
Penyengat ala sayang luas membentang
Hatiku rindu ala sayang tiada tertahan ala hati
Mengenang tuan ala sayang di rantau orang
”Ayah, kapan ya kehidupan nelayan di sini bisa maju?”
”Entahlah Di. Pemerintah nampaknya tidak terlalu peduli dengan nasib nelayan
di sini. Makanya kalianlah yang muda-muda harus terus belajar mengangkat
martabat nelayan di sini.”
***
Adi dan Rizky mendapat undangan untuk mewakili SMA Penyengat dalam Acara
Kemah Budaya Melayu di Pantai Sungai Lepah, Tanjung Uban. Pantai Sungai Lepah
merupakan pantai landai dengan hamparan pasir putih yang memanjang beberapa
kilometer. Daerah ini sering dijadikan lokasi perkemahan karena kondisi dan
bahan dari alamnya memungkinkan untuk berlangsungnya acara aktifitas alam
terbuka seperti ini. Ikan, kepiting, dan udang tersedia di laut tinggal sedikit
bekerjasama dengan nelayan setempat maka dapat menjadi bahan makan selama
berkemah. Pohon kelapa yang muda sering dijadikan minuman segar pelepas dahaga.
Kemah diikuti oleh seluruh pelajar se Kabupaten Bintan. Salah satu rangkaiannya
adalah Dialog dengan tema Apresiasi Siswa terhadap Sastra Melayu.
”Bagaimana pengalaman Adi sehingga bisa menghasilkan karya-karya sastra
yang indah dan terasa menjadi bahan renungan setelah membacanya?” salah satu
peserta mengajukan pertanyaan dalam dialog itu.
”Sebenarnya saya masih harus banyak belajar lagi terhadap tokoh-tokoh sastra
yang ada di negeri ini. Setelah membaca karya sendiri terasa malu sekali bila
dibandingkan dengan karya-karya para tokoh tersebut. Tapi karena rasa malu untuk
menghasilkan karya yang baik tersebutlah yang membuat saya ingin terus
berkarya.”
”Baiklah, sebelum acara ini ditutup, seya sebagai pemandu acara meminta Adi
membacakan puisi yang pernah di muat di
Harian Melayu Pos? Dan kami minta Adi membacakan puisi yang pernah saya baca di
Melayu Pos berjudul ”GURINDAM BARU ANAK
NEGERI”
Adi mencoba
mengingat kembali puisi karangannya dan membacanya sebaikmungkin,
GURINDAM BARU ANAK NEGERI
Ketika Tuhan menjentikkan umur pada umatNya
Ketika itu pulalah berjuta kenikmatan menghampiri kita
Ketika Tuhan merangkul kasih untuk umatNya
Ketika itu pulalah kita membumbungkan ibadah padaNya
Embun pagi menghampiri lembut tubuhku
Raja angin merangkul
semangatku
Sang mentari
membangunkan asaku
Melenyapkan kegelapan dari muka bumi
Memberikan hidup
bagi semua makhluk
Walau hanya berupa
sketsa belaka.
Disuatu tempat dimana mata tertuju
Disuatu tempat dimana hati tersentuh
Disuatu tempat dimana orang-orang bersatu demi satu tujuan
Disuatu tempat dimana, dimana, dan dimana
Seluruh
dunia bersatu demi satu tujuan, perdamaian
Api unggun merupakan rangkaian acara penutupan yang diharapkan mampu
mempererat perkenalan antar peserta. Satu persatu perwakilan menampilkan
atraksi spontan. Ada yang berbalas pantun, drama singkat cerita rakyat,
menyanyikan lagu-lagu daerah, dan atraksi spontan lainnya.
”Sekarang giliran tampil perwakilan dari SMA Penyengat untuk menampilkan
atraksi seninya.”
”Baiklah, kami dari SMA Penyengat akan membawakan akustik lagu rakyat dari
daerah kita sendiri, Segantang Lada.”
SEGANTANG LADA
Segantang lada
namanya Kepulauan Riau
Ibukotanya di Pulau Bintan
Banyak nelayan menangkap ikan
Hatiku resah dan risau
Bila terkenang kampung halaman
***
Adi semakin giat menulis dengan diidampingi Pak Guru yang bijak.
Karya-karya berbobot mengalir satu persatu dari goresan penanya. Mulai dari
puisi, cerpen, essay, bahkan sebuah konsep novel telah mengalir dari buah
pemikiran yang mendalam.
Di perpustakaan Balai Maklumat, Adi bertemu dengan Pak Guru yang sedang
kebetulan mencari referensi untuk keperluannya masing-masing. Pak Guru menyapa
Adi dengan nasehatnya dan menyemangati Adi karena beliau merasa yakin Adi saat
ini perlu pendampingan agar tidak mengalami trauma.
”Iya Pak... terimakasih untuk dukungannya selama ini. Pak...Adi udah
menuliskan karya-karya Adi ke dalam buku ini. Bisa Adi minta Bapak luangkan
waktu untuk mengoreksinya.”
”Hebat kamu nak... akan Bapak periksa seteliti mungkin. Semoga bisa menjadi
karya besar.”
Tidak ada komentar