![]() |
Foto: Koleksi June's Uban |
di detikmu di detikku
hujan
menjadi kenangan yang tenggelam di matamu
berhitung
detik di kesunyian yang semakin entah
di
kehidupan yang baru waktu itu semakin asing
tak ada
kau di kedalaman air mata yang pernah kita selami
sebenarnya
lama aku berhitung hitung
apakah
sepi sebaik baik takdir waktu
tetapi
harapan telah menyenja
langit
merapuh dan menjatuhkan meganya di kepala
di
detikku adalah engkau yang setia mengirim luka
hingga
semua meniada
yang
aku tuju kini apa
bahkan
debu-debu tak lagi bernama
di
sejarah kita semua peristiwa entah kemana
puisi
hanya janji-janji sunyi dalam aksara
di jam
itu di waktu itu semua perih telah menganga
entah
mengapa
kau
meninggalkannya
sebenarnya
bolehkah aku menitipkan hatiku pada waktumu
agar
tiada gerimis di tiap malam
percayalah
aku
akan menjemputnya setelah kau pulang
di
detikmu di detikku
puisi
air mata kau tuliskan
biarlah
kuseduh dalam kenangan
segelas
endapan rindu,
di
hatiku di hatimu
Pekanbaru/
28 November 2021
Tidak ada komentar